Kisah Wali Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Ki Ageng Gribig

Maulana Ahmad Jumadil Kubro
Sumber gambar : jamaluddinab.blogspot.com

Maulana Ahmad Jumadil Kubro


Syech Maulana Ahmad Jumadil Kubro berasal dari mesir. Datang ke Jawa pada tahun 1404 M. Wafat tahun 1465 M, dan dimakamkan di Troloyo, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Troloyo adalah satu setengah kilo meter selatannya dari Trowulan. Adapun Trowulan ada dipertengahan Mojokerto – Jombang.

Riwayat Wafatnya Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Muhammad Al-Maghrobi

Ketika pembangunan Masjid Demak sedang berlangsung yaitu tahun 1465 M, di Mojopahit sedang diadakan serasehan (sedang) yang dihadiri para adipati dan bupati. Semua sama hadir, kecuali Adipati Demak (R.A Fatah).

Di dalam sidang itu diputuskan apabila datangnya karena lupa, haruslah R.A Fatah dipecat. Tapi apabila tidak datangnya karena disengaja, maka haruslah dipecat dan dihukum. Dan diputuskan R.A Fatah harus dibawa ke sidang pengadilan.

Lalu berangkatlah sepasukan tentara Mojopahit ke Demak untuk mengambil R.A Fatah. Sesampai di Demak disampaikanlah sidang putusan Mojopahit, dijawablah oleh R.A Fatah bahwa sedang sibuk membuat masjid.

Pasukan Mojopahit yang semua beragama Hindu dan tak suka dengan ajaran Islam, berkata : “Apa itu masjid? Bukan alasan yang benar. Kamu harus ditangkap untuk dibawa ke pengadilan Mojopahit”.

Dengan marahnya berkatalah Maulana Ahmad Jumadil Kubro: “Usia saya dan Maulana Ahmad Al-Maghrobi sudah lebih dari 100 tahun. Biarlah pasukan Mojopahit meremehkan kepentingan islam kami usir dari sini. Dan akan kami hadapi para Adipati Mojopahit yang tidak menghargai alasan R.A Fatah tentang membangun masjid”.

Adapun para wali lainnya sama diam, karena segan akan tuanya Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Maulana Muhammad Al-Maghrobi. Hal ini dianggap dua wali itu sebgai setujunya. Maka digempurnya pasukan Mojopahit itu hingga mundur ke Mojopahit.

Kemudian berangkatlah dua wali itu ke Mojopahit untuk memerangi para Adipati Mojopahit. Banyak adipati yang mati, namun Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Maulana Muhammad Al-Maghrobi juga gugur.

Maulana Ahmad Jumadil Kubro dimakamkan para santri-santrinya ditempat itu. Sedang Maulana Muhammad Al-Maghrobi dibawa oleh santri-santrinya ke pesantrenya di Jatinom,Klaten, Jawa Tengah dan dimakamkan disitu.

Peperangan itu terjadi di desa Troloyo sebelah selatan Trowulan. Di Trowulanlah letak keraton (istana) Mojopahit.

Maulana Muhamad Al-Maghrobi

(Ki Ageng Gribig)

Maulana Muhamad Al-Maghrobi
Pintu Masuk Makam Maulana Muhamad Al-Maghrobi

Maulana Muhamad Al-Maghrobi berasal dari Maghrib (Maroko) salah satu negara di Afrika yang paling Utara dan paling Barat. Datang di Jawa tahun 1404 M. Maulana Muhamad Al-Maghrobi dikenal dengan sebutan Ki Ageng Gribig atau Sunan Geseng. Wafat tahun 1465 M dalam peperangan di Mojopahit melawan para adipati Mojopahit. Dan dimakamkan di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Diantara Riwayat Maulana Muhammad Al-Maghrobi :

Suatu ketika Maulana Muhammad Al-Maghrobi mendekati berhala yang sedang disembah orang banyak.

Sebagian orang dari mereka berkata: “Jangan dekat-dekat berhalaku nanti kamu celaka karena kuwalat”.

Jawab Al-Maghrobi : ” Berhalamu inikan batu biasa yang dibuat orang, untuk apa disembah?”.

Kata mereka : “Jangan begitu, ini sesembahan kami. Dia sakti, dapat bikin orang susah dan senang. Siapa yang menghinanya akan dapat susah. Dan siapa menyembahnya akan dapat kesenangan”.

Kemudian Al-Maghrobi mendekati berhala dan memegangi kepalanya. Sehingga orang-orang sama takut kuatir kuwalat.

Diantara mereka berkata : “Jika kamu berani memukul, niscaya kamu mati seketika”.

Kata Al-Maghrobi : “Bolehkah aku memukulnya? “.

Jawab mereka : “Terserah kamu jika kami nasihati tidak percaya”.

Kemudian Maulana Al-Maghrobi memukul kepala berhala itu hingga hancur. Karena tidak ada akibat apapun, maka diantara mereka ada yang ingin berguru kepada Maulana Muhammad Al-Maghrobi atas kesaktiannya itu. Dan diantara mereka ada yang marah hatinya dan ingin membunuhnya. Sehingga mereka ada yang masuk Islam ada juga yang masih Kafir ingin membunuh Al-Maghrobi. Yang Kafir ingin mencari kesempatan untuk bisa membunuh Al-Maghrobi.

Secara kebetulan Al-Maghrobi tertidur dibawah pohon yang rindang. Kemudian orang-orang yang marah kepada Beliau melempari batu diatas badannya sampai tidak kelihatan. Mereka mengira tentulah Al-Magrobi mati. Tetapi tak lama kemudian bangunlah Beliau dari timbunan batu-batu itu danlam keadaan segar bugar. Melihat kesaktian Al-Maghrobi itu banyaklah yang masuk islam lagi.

Riwayat yang kedua :


Di daerah lain, ketika Al-Maghrobi sedang mendekati berhala yang sedang disembah orang banyak terjadilah soal – jawab seperti dalam riwayat pertama.

Namun ketika Maulana Muhammad Al-Maghrobi tidur nyenyak di bawah pohon rindang, beliau ditimbuni jerami dan rumput kering, kemudian dibakar. Sejak api menyala hingga padam Al-Maghrobi tidak bangun.

Tak lama setelah padamnya api, bangunlah Beliau dalam keadaan segarbugar, pakaiannya saja tidak terbakar. Hanya hitam terkena abunya, sehingga beliau dikenal dengan sebutan Sunan Geseng.

Sumber : Buku Kenang-Kenangan Haul Agung Sunan Ampel ke 544 

 
Share on Google Plus

About Khoirussiva Ubaidillah Masrur

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat