Masih pada kajian kitab bidayatul hidayah buah karya Al Imam al-Ghazali Pada postingan kali ini kami akan membahas
tentang adab shalat sendiri / munfarid dan adab shalat berjamaah.
sebelum monggo dibaca Hal hal yang disunnahkan sebelum Sholat
Setelah kita bersuci (badan suci,
pakaian suci, tempat suci) dan menutup aurat maka menghadaplah kiblat. Patokan
kita sudah menghadap kiblat atau belum adalah dada, jadi jika dada sudah mengahadap kiblat maka
kita sudah menghadap kiblat meskipun kepala kita tidak menghadap kiblat. Contoh
ada orang yang sholat menoleh sana sini namun dadanya tetap menghadap kiblat, sholat
orang tersebut tetap sah. Tapi jangan sampai ada gerakan selain sholat sebanyak
3 kali. Jika kita melakukan gerakan selain sholat lebih dari 3 kali ya bisa
batal sholat kita :D. Lha kalau misalnya kaki kita gatal dikgigit nyamuk
gimana? Ada trik untuk mengatasi gatal dan ingin kita garuk. Caranya adalah
kita memanfaatkan gerakan sholat kita. Contoh saat dari takbiratul ikhrom ke
ruku’ kita barengi dengan menggaruk bagian kaki kita yang gatal tadi. Ingat
gerakan tidak boleh dari 3 kali, tetapi kalau gerakan jari-jari kita gerakan
berapapun boleh tidak membatalkan sholat. Anda gerakan beribu ribu kali pun
juga boleh :D
Selain mneghadap kblat hendaknya
kita berdiri (bila mampu) dengan menyamakan posisi antara kaki kiri dan kaki
kanan, dan juga tidak terlalu mepet atau menempel. Ulama menganjurkan jarak
antara kaki kiri dan kanan yaitu 1 jengkal. Patokan kita rapat dengan jamaah
lain atau tidak rapat adalah menempelnya bahu bukan kerapatan kaki seperti yang
diajarkan faham lain. Kalau menempel antara kaki parajama’ah dikhawatirkan
tidak khusyuk. Saya permah sholat jama’ah di suatu Masjid, waktu itu disamping
saya ada orang faham lain yang kalau sholat itu kakinya selalu ditempelkan agar rapat ( bukan kakinya sih, tetapi
kelingkingnya). Saya geli merasakannya,
saya menghindarinya tetapi orang tersebut malah berusaha menempelkannya lagi
sehingga menurut saya sangat menganggu. Kalau dari para pembaca pernah
mengalami hal ini bagaimana rasanya? J.
Kembali ke topik Dan berdirilah
dengan tegak sedangkan kepala kita tertuju pada tempat sujud dengan tujuan kita
lebih khuyuk. Setelah itu bacalah surat annas dengan tujuan sebagai benteng
kita agar syetan tidak dapat mengganggu kita waktu sholat danhadirkan hati kita
didalam sholat
Hilangkan semua perasaan yang
mengganggu. kita harus merenung dihadapan siapa kita menghadap, dihadapan siapa
kita berdo’a dan malulah malulah dirimu ketika bermunajat kepada Allah tetapi
hatimu lalai ( badannya saja yang sholat tetapi hati dan fikirannya kemana-mana).
Ketahuilah bahwa Allah mengetahui
isi hati kita, maka dari itu fokuskan hati kita hanya kepada Allah. Kenapa?
Karena Allah hanya menerima sholat sekira kekhusyukan kita, sekira ketawadukan
kita, sekira keikhlasan kita di dalam sholat kita.
Jika kita melaksanakan sholat 4 roka’at , yang 1 rokaat
khusyuk dan yang 3 tidak khusyuk, Allah hanya menerima 1 roka’at tersebut dan
lainnya ditolak. Jika kita dalam sholat yang khusyuk hanya saat takbirotul
ikhrom, ya hanya itu yang diterima oleh Allah SWT.
Imam Al Ghozali “ seseorang yang sholat tetapi tidak khusyuk
bagaikan seorang hamba memberi hadiah budak yang sudah mati kepada raja, raja
tidak senang”
Rosulullah SAW “ tidaklah seseorang mendpat pahala sholatnya
kecuali orang yang berakal/khusyuk”.
Diriwayat lain “ Barangsiapa yang sholat dengan khusyuk maka
pasti masuk syurga dan keluar dari dosa-dosanya seperti lahir kembali”.
Imam al-Ghazali memberi
anjuran kepada kita tentang cara agar bisa khusyuk yaitu :
-
Sembahlah Allah seakan-akan Allah ada dihadapan
kita
-
Apabila tidakmampu maka yakinlah dan sadarilah
Allah pasti melihat kita.
-
Kalau masih tidak bisa untuk khusyuk, Imam Al
Ghozali memberi anjuran terakhir yaitu “ sholatlah seakan-akan sholat kita
dilihat orang yang sangat sholeh” .
apa
maksud dari perkataan Imam al-Ghazali ? Tunggu
artikel selanjutnya J
Wallahu ‘alam bisshowab.
sumber :
kajian kitab Bidayatul Hidayah diasuh oleh Habib Muhammad
bin Abdullah Alaydrus dari Malang - pengasuh Majelis Burdah Robi’un Nur
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih sudah berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat