Cara Sholat khusyu’ dan takbiratul ihram yang
benar – masih dalam kajian kitab bidayatul
hidayah, kali ini membahas bagaimana cara agar sholat kita bisa khusyu dan
takbiratul ihram yang benar. Sebelum menuju lebih dalam para pembaca tahu apa
itu pengertian khusyu’ ? khusyu’
dalam Kamus Besar Indonesia adalah penuh penyerahan dan kebulatan hati;
sungguh-sungguh; penuh kerendahan hati: , Contoh khusyu’ dalam sholat. Khusyu’
dalam sholat ini berarti kita fokusnya diri kita hanya untuk Allah SWT.
Meskipun ada yang mengganggu dalam sholat kita tetaplah sekhusyu’ mungkin. Dan
kalau kita sudah menemukan apa itu yang dinamakan Khusyu’, saya yakin pasti
gangguan dari luar berupa orang-orang yang sengaja atau tidak sengaja
mengganggu kita maupun gangguan dari dalam berupa bisikan syetan pasti tidak
akan mempengaruhi sholat kita.
Pada postingan sebelumnya sudah dijelaskan adab Sholat / tata cara sholat yang dimana pada
bagian terakhir terdapat kutipan anjuran
Imam Al Ghozali agar sholat bisa
khusyu’
Ada 3 anjuran
yaitu :
· Sembahlah Allah (Sholat) seakan akan Allah ada
dihadapan kita.
·
Apabila tidak mampu, maka sadari bahwa Allah
pasti Melihat kita.
·
Kalau masih tidak bisa khusyu’, langkah terakhir
yaitu Bayangkan didepan ada orang sholeh yang sedang mengawasi / mengkoreksi
sholat kita.
Itu adalah 3 langkah agar sholat
bisa khusyu’. Kalau kita baru bisa khusyu’ pada langkah ke-3 (Membayangkan
didepan ada orang sholeh yang sedang mengawasi / mengkoreksi sholat kita )
berarti itu adalah tanda kurang mengenalnya kita kepada Allah SWT.
Ada orang
sholeh yang berdiri / mengkoreksi sholat kita. Umumnya manusia itu kalau
dilihat oleh orang lain apalagi orang sholeh / gurunya misalnya, maka si
manusia tadi akan berusaha se khusyu’ mungkin. Itulah sifat manusia.
Dengan cara seperti
itu umumnya berhasil untuk menumbuhkan rasa khusyu’ dalam sholat kita. Akan tetapi
kalau kita khusyu’nya karena hal tersebut maka katakan pada diri sendiri :
“Wahai nafsu yang jelek/buruk, tidakkah engkau malu kepada Allah SWT ?
engkau bisa khusyu’ dalam sholat ketika dilihat oleh orang lain yang sama
sekali tidak memberi manfaat kepadamu, sedangkan engkau tidak bisa khusyu’
ketika tidak ada orang melihat. Ketahuilah bahwasannya Allah selalu melihatmu
dan yang sejatinya memberimu manfaat setiap detik, setiap jam , setiap hari”.
Mengapa kita
harus berkata demikian kepada diri kita sendiri? Itu semua agar kita sadar
bahwa Allah lah yang selalu melihat kita dalam gerak gerik hidup kita, termasuk
dalam sholat. Jadi kita (termasuk saya) harus berusaha khusyu’ pada saat ada
orang maupun tidak ada orang di sekeliling kita. Tenang saja usaha kita pasti
dibalas oleh Allah SWT, jadi tidak ada yang sia-sia, namun usaha kita untuk
khusyu’ harus bersungguh sungguh jangan Cuma di lisan saja mengatakan khusyu’.
Namun hati, pikiran dan perbuatan kita juga harus khusyu’.
Lanjut ke pembahasan berikutnya masih mengenai sholat - Imam Al Ghozali
mengatakan “ apabila hatimu sudah hadir, jangan engkau tinggalkan Iqomah
walaupun sendirian”.
Hukum Iqomah dan adzan adalah sunnah
pada waktu sholat berjama’ah dan sholat sendirian ( munfarid). Jadi walaupun
kita sholat sendiri di rumah misalnya, kita disunnahkan untuk adzan dan iqomah
sendiri tetapi jangan keras keras, cukup kita saja yang mendengar adzan dan
iqomah kita sendiri.
Kalau sudah selesai Iqomah maka ucapkan niat dalam hati. Karena
sesungguhnya niat itu terletak di dalam hati. Ketika lisan mengucap niat namun
hati tidak mengucap niat, maka tidak sah sholat kita.
Jadi harus
sinkron (saling terhubung) antara ucapan niat di lisan dan ucapan niat di hati.
Kemudian
setelah mengucap niat dilanjut ke
Takbiratul Ikhram.
Ketika kita
takbiratul ikhram, waktu mengucap kalimat takbir dengan bacaan takbiratul ihram yang benar “Allahu Akbar” dan kedua tangan
diangkat, niat tidak boleh putus hingga tangan kita bersedekap. Maksudnya
selama takbiratul ikhram lisan kita membaca “Allahu Akbar” dan hati kita
membaca niat sholat. Agar apa? Agar kita tetap khusyu’ menjalani ibadah sholat.
Waktu takbir itulah waktu-waktu rawan syetan menggoda kita. Terkadang kita pada
saat takbir kita membayangkan hal-hal diluar sholat. Kalau pada awal awal
sholat saja sudah tidak khusyu’, pasti selanjutnya juga tidak akan khusyu’.
Oleh karena itu kita disunnahkan membaca surat An Nas agar kita terhindar dari
godaan syetan waktu sholat.
Ketika takbiratul ikhram
sunnah kedua tangan diangakat sejajar dengan pundak (lengan sejajar dengan
pundak) dan jari-jari kedua tangan dalam keadaan renggang ( tidak terlalu rapat
dan tidak terlalu renggang) jadi sewajarnya saja dan tangan dalam keadaan
terbuka. Posisi telapak tangan tingginya sekira jempol sejajar dengan daun
telinga bawah. Tidak harus menyentuh daun telinga, namun hanya harus sejajar.
Ketika sudah dalam posisi tersebut maka majukan pelan pelan sampai
bersedekap ( jangan terlalu cepat mengangkat tangan dan jangan terlalu cepat
menurunkan tangan).
Di dalam
kitab bidayatul hidayah, Ketika hendak menurunkan tangan letakkan tangan agak
sedikit kekiri dibawah dada dan diatas pusar. INGAT posisi tangan agak sedikit kekiri dibawah dada dan
diatas pusar BUKAN pas di dada seperti sholatnya faham lain yang bukan
Ahlussunnah Wal Jama’ah. Apa tujuannya?
Tujuan
pertama Bahwa sebelah itu tempatnya hati , seakan akan kita menjaga /
melindungi hati kita.
Tujuan kedua
mengurangi sikut menyikut antara jama’ah sebelah kiri kita dan kanan kita.
Ketika menyedekap tangan kita maka mulyakan tangan kanan dengan berada di
atas tangan kiri. Kalau dibalik bagaimana? Boleh, namun kurang afdol.
Kemudian
disunnahkan 2 jari tangan kanan menunjuk dan jari lainnya menggenggam tangan
kiri.
Demikianlah
Cara sholat khusyu dan cara takbiratul ikhram , mohon ma’af apabila penjelasan
dari kami masih membuat bingung para pembaca karena kelemahan kami sendiri
dalam mengolah kata-kata.
sumber :
kajian kitab Bidayatul Hidayah diasuh oleh Habib Muhammad
bin Abdullah Alaydrus dari Malang pengasuh Majelis Burdah Robi’un nur – Masjid Baitul
Muttaqin 29 Rojab 1436 H / 18 Mei 2015
kakehan obah ya ra bisa khusuk, ora bisa konsen no
BalasHapus